Pada Rabu, 9 Juli 2025, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengumumkan rencana ambisius untuk menghapus seluruh trayek angkutan kota (angkot) di Kota Bandung. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi lalu lintas yang semakin macet, menjadikan Bandung sebagai kota termacet di Indonesia.
Rencana Penggantian Trayek Angkot
Farhan menjelaskan bahwa penghapusan trayek angkot ini masih dalam tahap pembahasan. Ia menekankan pentingnya mengganti sistem yang ada dengan pendekatan yang lebih modern, yaitu menggunakan sistem pemesanan angkot secara online. “Penghapusan trayek angkot ini, ini wacana yang sedang kita bicarakan dengan teman-teman semuanya,” ujarnya di Kampus Unisba.
Konsep Transportasi Berbasis Wilayah
Dalam rencana baru ini, Farhan mengusulkan konsep transportasi publik yang akan mengadopsi model sharing ride. Setiap mobil akan menampung enam penumpang, dan tidak akan ada motor yang diizinkan sebagai angkutan umum. Pembagian jalur angkot akan dilakukan berdasarkan wilayah kerja, di mana satu kecamatan akan menjadi satu wilayah kerja.
“Misalkan Anda dari Kecamatan Coblong, mau ke Kecamatan Sumur Bandung, maka Anda harus turun di titik terakhir Kecamatan Coblong, katakanlah di Cikapayang. Setelah itu Anda harus nyambung ke Kecamatan Bandung,” jelasnya.
Tarif dan Keterlibatan Masyarakat
Farhan juga menyebutkan bahwa tarif angkot baru akan dibahas, dengan perkiraan sekitar Rp 7.000, dan sistem pembayaran akan terintegrasi dengan BRT. Ia menegaskan bahwa semua sopir dan pemilik angkot akan dilibatkan dalam proses penghapusan trayek ini untuk menghindari tuduhan yang tidak berdasar.
“Ini malah beberapa koperasi angkot itu sudah mengusulkan kepada saya jenis-jenis kendaraan listriknya. Keren sih menurut saya,” tambahnya.
Kondisi Angkot yang Memprihatinkan
Farhan mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi angkot yang sudah tidak layak dan ditinggalkan oleh masyarakat. “Trayek angkot itu dari tahun 1984 sudah tidak pernah diganti. Angkot, Anda lihat sendiri, nggak ada yang bagus sama sekali,” katanya.
Dengan langkah ini, Wali Kota berharap dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas transportasi publik di Bandung, menjadikan kota ini lebih nyaman dan efisien bagi warganya.
