Di Lansir dari Kompasiana (Tulisan Veronika Gultom) Di era digital saat ini, kemampuan coding telah menjadi salah satu keterampilan yang sangat dibutuhkan. Namun, meskipun penting, tidak semua pelajar merasa antusias terhadap pelajaran ini. Pengalaman seorang tetangga yang meminta bantuan saya untuk mengajarkan coding dan bahasa Inggris kepada anaknya yang duduk di bangku kelas 10 mencerminkan tantangan ini. Meskipun saya bersedia membantu, anak tersebut mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap coding, yang menimbulkan pertanyaan mendalam tentang metode pengajaran yang diterapkan di sekolah.
Kecerdasan yang Terpendam, Mengapa Minat Itu Penting?
Dari interaksi saya dengan anak tersebut, saya menyadari bahwa dia adalah seorang pelajar yang cerdas dan berprestasi di sekolah. Namun, saat ditanya mengapa dia tidak menyukai coding, dia mengaku tidak mengerti materi yang diajarkan. Ketika saya meminta dia untuk menunjukkan apa yang dia pelajari, saya menemukan bahwa salah satu topik yang diajarkan adalah “looping”, yaitu konsep melakukan sesuatu secara berulang.
Kecerdasan yang dimiliki anak ini seharusnya menjadi modal untuk memahami coding, tetapi ketidakpahaman terhadap metode pengajaran yang diterapkan membuatnya merasa frustrasi. Hal ini menunjukkan bahwa minat terhadap coding tidak hanya bergantung pada kemampuan intelektual, tetapi juga pada cara materi disampaikan.
Kesulitan Memahami Materi
Saat saya bertanya lebih lanjut tentang looping, anak tersebut menjelaskan dengan enggan dan mengakui bahwa dia tidak memahami konsep tersebut. Dari cara dia menjelaskan, terlihat jelas bahwa dia kesulitan memahami metode yang diajarkan oleh gurunya. Ini menimbulkan pertanyaan penting: mengapa pelajaran coding yang seharusnya menarik justru menjadi beban bagi sebagian pelajar?
Salah satu penyebabnya adalah pendekatan pengajaran yang mungkin terlalu teknis atau tidak relevan dengan pengalaman sehari-hari siswa. Dalam banyak kasus, pengajaran coding di sekolah masih berfokus pada teori tanpa memberikan konteks praktis yang dapat membantu siswa memahami aplikasi nyata dari konsep yang diajarkan.
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menarik
Dari pengalaman ini, saya dapat memahami mengapa anak tersebut tidak menyukai coding. Dia diajari dengan cara yang tidak sesuai dengan logikanya, sehingga merasa terpaksa untuk menyerap materi yang sulit dipahami. Ketika saya menjelaskan ulang konsep algoritma dengan cara yang lebih sederhana dan relevan, dia mengaku bisa mengerti, tetapi merasa bahwa metode yang diajarkan di sekolah tidak sejalan dengan cara saya menjelaskan.
Penting bagi pendidik untuk mengadopsi metode pengajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan. Misalnya, menggunakan permainan atau proyek nyata yang melibatkan coding dapat membantu siswa melihat relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar coding, tetapi juga mengembangkan keterampilan problem-solving dan kreativitas.
Relevansi Coding di Dunia Kerja
Fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan pelajar. Di dunia kerja, banyak individu yang seharusnya memahami algoritma dan coding, namun masih kesulitan dalam mengimplementasikannya. Menurut laporan dari World Economic Forum, diperkirakan bahwa 85 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2025 akibat otomatisasi, sementara 97 juta pekerjaan baru akan muncul yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara pendidikan formal dan kebutuhan di lapangan kerja.
Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan. Mengintegrasikan coding ke dalam kurikulum tidak hanya akan membantu siswa memahami teknologi, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Apa Itu Algoritma dan Coding? Memahami Dasar-Dasar Pemrograman
Untuk memahami coding, penting untuk mengenal konsep dasar seperti algoritma. Algoritma adalah langkah-langkah logis yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah, dan tidak terikat pada satu bahasa pemrograman tertentu. Dengan memahami algoritma, pelajar dapat lebih mudah memahami coding dan penerapannya dalam berbagai bahasa pemrograman.
Sebagai contoh, algoritma dapat diibaratkan sebagai resep masakan. Resep memberikan langkah-langkah yang jelas untuk menghasilkan hidangan tertentu. Begitu juga dengan algoritma, yang memberikan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah dalam pemrograman. Dengan pendekatan ini, siswa dapat lebih mudah memahami konsep yang diajarkan.
Pendidikan coding di kalangan pelajar perlu ditangani dengan pendekatan yang lebih menarik dan mudah dipahami. Dengan metode pengajaran yang tepat, diharapkan minat pelajar terhadap coding dapat meningkat, sehingga mereka tidak hanya menguasai keterampilan ini, tetapi juga menikmati proses belajarnya.
Sebagai masyarakat, kita perlu mendukung upaya ini dengan memberikan sumber daya yang memadai, pelatihan bagi guru, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan demikian, kita dapat mempersiapkan generasi mendatang untuk menjadi inovator dan pemimpin di dunia digital yang terus berkembang.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Peta Juru Didik Menuju Kompetensi
Dalam dunia pendidikan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bukan sekadar dokumen administratif belaka. Ia adalah sebuah peta perjalanan intelektual yang dirancang dengan saksama oleh seorang guru. Bayangkan seorang arsitek yang tidak akan mulai membangun tanpa blue-print yang detail; demikian pula seorang…
Latihan Soal Komponen dan Jenis-Jenis Komputer (TIK)
Latihan Soal Komponen dan Jenis-Jenis Komputer (TIK) Dalam era digital saat ini, pemahaman mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi sangat penting. Salah satu aspek fundamental dalam TIK adalah pengetahuan…
Kajian kitab AL GHUNYAH | nama Kewalian – BUYA DR ARRAZY HASYIM, MA
Buya Arrazy mengungkapkan perjalanan spiritualnya yang penuh dengan kesadaran dan penyesalan
Transformasi Pendidikan Melalui Koding dan Kecerdasan Artifisial
Mata pelajaran Koding dan KA dirancang sebagai pilihan intrakurikuler, memberikan kebebasan bagi siswa untuk memilih sesuai minat mereka
Tik-Tok Mangpet di 600 View
TikTok selalu menayangkan video Anda ke 500–600 orang terlebih dahulu sebagai “mini focus-group”
Setelah Demo Swalayan Mini, ARK1LYZ Bidik Raksasa BUMN & BUMD
ratusan aktivis Gerakan Ajengan Muda (ARK1LYZ) menutup tiga swalayan mini karena diduga operasi tanpa PBG (Persetujuan Bangunan Gedung)
Satu Abad Waduk Kering, Harga Emas Capai Puncak,Apa Pesan di Balik Peristiwa Langka Ini?
BC Persian 22 Juli menampilkan spillway Bendungan Karkheh kering serut—kontras mencolok dengan sawah irigasi di hilir yang kini dialokasikan air hanya dua hari seminggu
Bukan Sekadar Pesta Ulang Tahun: Pemuda Sulap Milangkala Tasikmalaya ke-393 Jadi pusat UMKM
GAM Kabupaten Tasikmalaya Gelar Bazar UMKM dalam Rangka Milangakala Kabupaten Tasikmalaya ke 393
Dugaan Penyelewengan, Dari Jalan Rusak hingga BUMDes yang Dibius
Kami sudah coba salurkan aspirasi lewat musyawarah tiga kali, tak pernah didengar. Hari ini kami turun jalan
Setelah Dibongkar Paksa, Izin Bangunan Riung Genah Ternyata Masih Sah
Bangunan Dua Lantai Seluas ±450 M² Yang Menjadi Bagian Dari Rumah Makan Riung Genah Digusur Alat Berat Caterpillar 320d. Atap Genting Kuno Pecah Berkeping. Dinding Batu Kali—Warisan 1980—Runtuh. Pelanggan Yang…
Apakah Kecerdasan Buatan Membuat Kita Lebih Cerdas atau Justru Mengacaukan Segalanya?
AI Bisa Ngenalin Ribuan Meme Dalam Hitungan Detik, Bahkan Bisa Bikin Meme Baru Berdasarkan Data Yang Dia Punya
Model AI Canggih Mulai Berbohong dan Menipu
model AI semakin pintar dalam memahami konteks dan emosi manusia. Kini, kemampuan berbohong—yang selama ini dianggap sebagai sifat negatif
AI mungkin mengambil Alih Tugas dari pekerjaan Anda
AI tak datang untuk mengambil pekerjaanmu—tapi untuk mengambil tugas yang kamu lakukan.



